reformasi intelijen Can Be Fun For Anyone
reformasi intelijen Can Be Fun For Anyone
Blog Article
Boundaries to institution of overseas foundations, like necessary “Protected” partnership with regional Basis.
The article will respond to fears in excess of the backflow of democracy Along with the total Charge of the president over BIN. The sights expressed Listed here are purely individual and are not connected with the opinions or attitudes of any federal government companies.[four]
Indonesia perlu membuat lembaga kontra intelijen. Aktivitas intelijen dari negara asing di Indonesia diduga sangat aktif. Hal ini sangat rawan dan menjadi ancaman tersendiri bagi kedaulatan bangsa Indonesia.
In conclusion, we wish to underline three main challenges. Initial, the encounter of the militarization of intelligence and the usage of intelligence corporations for the good thing about the elite should serve as a lesson with the restructuring and reform of intelligence into a specialist company, unbiased from politics and serving the interests in the condition only.
/ presiden. Intelijen Negara sering digunakan sebagai alat penguasa (negara) untuk memaksakan kepentingannya. Reformasi intelijen harus mampu meletakkan Intelijen Negara dalam fungsi sebagai pemberi informasi yang akurat kepada consumer dalam konteks deteksi dini terhadap ancaman negara terutama ancaman pendadakan strategis dari oposisi.
Kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh Kominda merupakan faktor sangat penting dalam menghimpun informasi. Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi secara dini segala bentuk kerawanan di daerah, termasuk terorisme.
Selain itu, perkembangan teknologi intelijen juga menjadi perhatian. Diyauddin, analis utama Maha Data Lab 45, mengingatkan bahwa ketergantungan pada teknologi asing dalam sistem intelijen nasional dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius. Reformasi Intelijen Indonesia harus menanggapi risiko keamanan ini dengan cepat.
Rodon Pedrason, mantan Gubernur STIN, menilai bahwa BIN telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, tantangan baru muncul dengan semakin terbukanya kultur intelijen yang bisa mengancam prinsip kerahasiaan.
yang memberikan keuntungan yang menentukan bagi mereka yang menguasainya. Bahkan media massa mampu untuk mempengaruhi dengan signifikan proses peradilan yang sedang berlangsung, sehingga berakibat kekuasaan kehakiman menjadi tidak independen. Media massa sangat efektif sebagai alat pembenaran.
Gerakan reformasi intelijen tersebut akhirnya menghasilkan produk UU No 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara. Dalam Undang-undang tersebut (pasal 5) menyatakan bahwa tujuan Intelijen Negara adalah mendeteksi, mengidentifikasi, menilai, menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan Intelijen dalam rangka memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadap keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi kepentingan dan keamanan nasional.
Perubahan paradigma intelijen perlu dilakukan seiring dengan reformasi intelijen di Indonesia agar intelijen lebih meningkatkan kemampuan dan peranannya dalam memberikan informasi kepada user (Presiden) terutama dalam mencegah pendadakan strategis.
Selain separatisme, di daerah-daerah pedalaman Indonesia sangat rawan dengan masalah perbatasan. Kalimantan Barat dan Timur yang berbatasan dengan Malaysia mempunyai kerawanan sosial yang tinggi dan jika tidak dikelola dengan baik maka akan berpotensi menjadi masalah.
The federal govt has also been accused by CSOs of not furnishing sufficient security to CSO Associates whilst within the facial region of threats and violence. Over the 2017 Common Periodic Evaluation, Indonesia acknowledged 4 suggestions concerning the protection of human lawful legal rights defenders;
Then they are already dispatched to all locations through the island of Java While https://suaramerdeka.biz/2025/03/23/reformasi-intelijen-indonesia-pemahaman-lebih-dalam-tentang-pengawasan-yang-akuntabel/ using the mission to hunt guidance to defend the Republic and oversee the enemy’s movements.[6]